Minggu, 07 Juli 2013

Posted by Unknown | File under :

Disebuah pagi yang hangat, sehabis hujan berkepanjangan di kota ini. Aku meluapkan kerinduan. Kerinduan yang tak banyak diketahui mungkin oleh mereka. Kerinduan yang menyelimuti hatiku. Kemana rindu ini akan berlabuh. Kepada jiwa-jiwa yg selalu merindu pula.
Seketika pagi ini memberiku sebuah peringatan tentang kenangan yang memorable di kepala. Tersimpan sebuah memori indah. Persahabatanku terjalin bersama mereka. Jauh-jauh hari dan sampai kini aku selalu mengenangnya dalam sebuah ingatan yang sarat akan kerinduan. Kapan terakhir kali aku bersama mereka? Kapan terakhir kali aku melihat senyum mereka? Terasa sangat berarti dihati. Mereka kukenal dan selalu terngiang dalam ingatanku. Tatkala sepi merasuk batin dan ingatanku tentang mereka selalu menyapa dalam sebuah kerinduan. Sebuah kenangan ketika aku bergabung di sebuah komunitas yang berisikan orang-orang hebat. Keluarga Pelajar Wija Tho Bone. Aku merasa beruntung bisa terperangkap dikomunitas ini. Sebuah asa, visi, dan harapan menggumpal dan menyatu dalam sebuah ikatan semangat persatuan dan solidaritas di Ka Pe We Te Be ini.
Logo KPWTB


Di akhir masa putih abu-abuku kemarin, sebagai tanda bahwa aku akan menjadi seorang mahasiswa. Ada satu hal yang membuatku sangat sedih ketika meninggalkan kota ini beberapa waktu itu. Di kegiatan Outbond KPWTB yang dihadiri oleh beberapa pelajar se-Kabupaten Bone, dan lengkap rasanya ketika semua teman-teman seperjuanganku juga hadir kala itu. Mungkin tak banyak yang bisa menafsirkan. Aku merasa dipeluk oleh semangat mereka. Sahabat,  adakah kau ingat ketika semua saling bercanda, berbagi kisah, suka, dan duka bersama? Aku mengeja satu persatu kenangan yang telah ditinggalkan oleh mereka. Namun, sayangnya, aku tak bisa menjamin, kenangan itu akan kembali terjadi. Bisakah? Aku bergumam sembari melanjutkan tulisan ini kembali.

Disebuah kisah pertemuan sejatinya pasti ada perpisahan. Begitu sebaliknya. Perpisahan pun akan mengisahkan sebuah pertemuan yang sejati. Berapa banyak cerita yang telah terlukiskan di KPWTB? Aku tak mampu lagi mengingat satu persatu. Aku tak mampu lagi menuliskan semuanya. Semua bertumpuk di kerinduanku, kini. Disebuah titik dimana kita bertemu. Titik-titik itu berkumpul menjadi sebuah garis yang panjang dan lurus. Tak ada habis dan tak ada putusnya. Titik-titik itu ibarat segerombolan manusia-manusia hebat yang berKPWTB dan berkumpul dalam sebuah jalinan persaudaraan yang tak ada habis dan putusnya. Inginku, kisah ini tak termakan waktu. 

Mereka telah pergi dan mengejar impiannya satu persatu. Meninggalkan sementara kota ini. Namun bukan berarti melupakan. Begitupun dengan diriku. Entah berapa lama. Tapi, penantianku tak berujung waktu. Aku menanti mereka dalam secarik kenangan yang akan kuceritakan kembali kepada mereka. Hm, kalian. Aku benar merindu. Adakah waktu dimana Tuhan menghentikan sejenak kesibukan masing-masing dan disaat yang bersamaan semuanya merindu hal yang sama dengan kerinduanku? 

Saat kau tak ada..
Atau kau tak disini..
Terpenjara sepi..
Kunikmati sendiri
Tak terhitung waktu..
 tuk melupakanmu, Aku tak pernah bisa.
Aku tak pernah bisa
(Song by Ajeng – Saat Kau tak Ada)

Teruntuk kalian, KPWTBku.
My proud, my family

7 Juli 2013
(Watampone)

0 Comment:

Posting Komentar