Disebuah pagi yang hangat, sehabis hujan berkepanjangan di kota ini. Aku meluapkan kerinduan. Kerinduan yang tak banyak diketahui mungkin oleh mereka. Kerinduan yang menyelimuti hatiku. Kemana rindu ini akan berlabuh. Kepada jiwa-jiwa yg selalu merindu pula.
Seketika pagi
ini memberiku sebuah peringatan tentang kenangan yang memorable di kepala. Tersimpan
sebuah memori indah. Persahabatanku terjalin bersama mereka. Jauh-jauh hari dan
sampai kini aku selalu mengenangnya dalam sebuah ingatan yang sarat akan kerinduan.
Kapan terakhir kali aku bersama mereka? Kapan terakhir kali aku melihat senyum
mereka? Terasa sangat berarti dihati. Mereka kukenal dan selalu terngiang dalam
ingatanku. Tatkala sepi merasuk batin dan ingatanku tentang mereka selalu
menyapa dalam sebuah kerinduan. Sebuah kenangan ketika aku bergabung di sebuah
komunitas yang berisikan orang-orang hebat. Keluarga Pelajar Wija Tho Bone. Aku
merasa beruntung bisa terperangkap dikomunitas ini. Sebuah asa, visi, dan
harapan menggumpal dan menyatu dalam sebuah ikatan semangat persatuan dan
solidaritas di Ka Pe We Te Be ini.
Logo KPWTB |
Di akhir masa
putih abu-abuku kemarin, sebagai tanda bahwa aku akan menjadi seorang mahasiswa.
Ada satu hal yang membuatku sangat sedih ketika meninggalkan kota ini beberapa
waktu itu. Di kegiatan Outbond KPWTB yang dihadiri oleh beberapa pelajar
se-Kabupaten Bone, dan lengkap rasanya ketika semua teman-teman seperjuanganku
juga hadir kala itu. Mungkin tak banyak yang bisa menafsirkan. Aku merasa
dipeluk oleh semangat mereka. Sahabat,
adakah kau ingat ketika semua saling bercanda, berbagi kisah, suka, dan
duka bersama? Aku mengeja satu persatu kenangan yang telah ditinggalkan oleh
mereka. Namun, sayangnya, aku tak bisa menjamin, kenangan itu akan kembali
terjadi. Bisakah? Aku bergumam sembari melanjutkan tulisan ini kembali.
Disebuah kisah
pertemuan sejatinya pasti ada perpisahan. Begitu sebaliknya. Perpisahan pun
akan mengisahkan sebuah pertemuan yang sejati. Berapa banyak cerita yang telah
terlukiskan di KPWTB? Aku tak mampu lagi mengingat satu persatu. Aku tak mampu
lagi menuliskan semuanya. Semua bertumpuk di kerinduanku, kini. Disebuah titik
dimana kita bertemu. Titik-titik itu berkumpul menjadi sebuah garis yang
panjang dan lurus. Tak ada habis dan tak ada putusnya. Titik-titik itu ibarat
segerombolan manusia-manusia hebat yang berKPWTB dan berkumpul dalam sebuah
jalinan persaudaraan yang tak ada habis dan putusnya. Inginku, kisah ini tak
termakan waktu.
Mereka telah
pergi dan mengejar impiannya satu persatu. Meninggalkan sementara kota ini. Namun
bukan berarti melupakan. Begitupun dengan diriku. Entah berapa lama. Tapi,
penantianku tak berujung waktu. Aku menanti mereka dalam secarik kenangan yang
akan kuceritakan kembali kepada mereka. Hm, kalian. Aku benar merindu. Adakah waktu
dimana Tuhan menghentikan sejenak kesibukan masing-masing dan disaat yang
bersamaan semuanya merindu hal yang sama dengan kerinduanku?
Saat kau tak ada..Atau kau tak disini..
Terpenjara sepi..
Kunikmati sendiri
Tak terhitung waktu..
tuk melupakanmu, Aku tak pernah bisa.
Aku tak pernah bisa(Song by Ajeng – Saat Kau tak Ada)
Teruntuk kalian, KPWTBku.
My proud, my family
My proud, my family
7 Juli 2013
(Watampone)
0 Comment:
Posting Komentar